tag:blogger.com,1999:blog-54935760667800045812024-03-13T03:14:38.482-07:00Perbedaan Negara Indonesia dengan Negara lainAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/11783794710371957660noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-5493576066780004581.post-78028597543039181112013-02-12T22:36:00.009-08:002013-02-12T22:36:32.286-08:00Jakarta Guitar Festival Video Contest - Anugerah Akbar<iframe width="459" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/q-6KvQsdQOE" frameborder="0" allowFullScreen=""></iframe>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11783794710371957660noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5493576066780004581.post-79465569906412882452013-02-12T22:36:00.007-08:002013-02-12T22:36:30.940-08:00Jakarta Guitar Festival Video Contest - Anugerah Akbar<iframe width="459" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/q-6KvQsdQOE" frameborder="0" allowFullScreen=""></iframe>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11783794710371957660noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5493576066780004581.post-86302715565569916952013-02-12T22:36:00.005-08:002013-02-12T22:36:30.496-08:00Jakarta Guitar Festival Video Contest - Anugerah Akbar<iframe width="459" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/q-6KvQsdQOE" frameborder="0" allowFullScreen=""></iframe>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11783794710371957660noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5493576066780004581.post-53135652769887814932013-02-12T22:36:00.003-08:002013-02-12T22:36:30.033-08:00Jakarta Guitar Festival Video Contest - Anugerah Akbar<iframe width="459" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/q-6KvQsdQOE" frameborder="0" allowFullScreen=""></iframe>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11783794710371957660noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5493576066780004581.post-32132278436893609842013-02-12T22:36:00.001-08:002013-02-12T22:36:27.812-08:00Jakarta Guitar Festival Video Contest - Anugerah Akbar<iframe width="459" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/q-6KvQsdQOE" frameborder="0" allowFullScreen=""></iframe>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11783794710371957660noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5493576066780004581.post-48664471336296153852012-03-11T00:39:00.002-08:002012-03-14T08:42:18.876-07:00<h2 style="color: white; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: center;">
</h2>
<h1 class="subject" style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><b><i>"Sebelum membaca harap diperhatikan…<br />
post kali ini tidak ada maksud untuk menghina Indonesia atau segala
macam yang berpikiran negatif, tapi hanya
memberikan contoh agar kita bisa mendapatkan kesadaran betapa kalahnya
kita dengan bangsa lain, dan semoga bangsa ini bisa semakin maju</i><i style="font-weight: normal;">"</i></b></span></h1>
<h1 style="color: white; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><u style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><i>Perbedaan Indonesia Dengan Negara Maju Lain</i></u></span></h1>
<div style="color: white;">
<div style="text-align: center;">
<b> Perbedaan sistem perekonomian indonesia dengan negara maju</b></div>
Di dunia, negara-negara bisa terbagi menjadi negara maju, negara
berkembang atau negara industri baru. Negara maju adalah sebutan untuk
negara yang menikmati standar hidup yang relatif tinggi melalui
teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara dengan GDP
per kapita tinggi dianggap negara berkembang. Namun beberapa negara
telah mencapai GDP tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam (seperti
Nauru melalui pengambilan fosfor dan Brunei Darussalam melalui
pengambilan minyak bumi tanpa mengembangkan industri yang beragam, dan
ekonomi berdasarkan-jasa tidak dianggap memiliki status ‘negara maju’.
Pengamat dan teoritis melihat alasan yang berbeda mengapa beberapa
negara (dan lainnya tidak) menikmati perkembangan ekonomi yang tinggi.
Banyak alasan menyatakan perkembangan ekonomi membutuhkan kombinasi
perwakilan pemerintah (atau demokrasi), sebuah model ekonomi pasar
bebas, dan sedikitnya atau ketiadaan korupsi. Beberapa memandang negara
kaya menjadi kaya karena eksploitasi dari negara miskin di masa lalu,
melalui imperialisme dan kolonialisme, atau di masa sekarang, melalui
proses globalisasi. Contoh-contoh negara yang bisa dikatakan sebagai
negara maju antara lain, Amerika Serikat, Hong Kong, Belanda, Portugal,
Spanyol dan masih banyak lagi. Sedangkan Negara berkembang adalah
sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur
yang relatif terbelakang, dan indek perkembangan manusia yang kurang
dibandingkan dengan norma global. Istilah ini mulai menyingkirkan Dunia
Ketiga, sebuah istilah yang digunakan pada masa Perang Dingin.
Perkembangan mencakup perkembangan sebuah infrastruktur modern (baik
secara fisik maupun institusional) dan sebuah pergerakan dari sektor
bernilai tambah rendah seperti agrikultur dan pengambilan sumber daya
alam. Penerapan istilah ‘negara berkembang’ ke seluruh negara yang
kurang berkembang dianggap tidak tepat bila kasus negara tersebut adalah
sebuah negara miskin, yaitu negara yang tidak mengalami pertumbuhan
situasi ekonominya, dan juga telah mengalami periode penurunan ekonomi
yang berkelanjutan. Sedangkan Negara Industri baru adalah klasifikasi
negara yang mempunyai perekonomian sangat baik namun belum mencapai
tahap negara maju. Syarat lain sebuah negara dikatakan negara industri
baru adalah berdasarkan hasil ekspornya. Beberapa negara industri baru
diperkirakan akan memimpin perekonomian dunia pada tahun 2050 antara
lain, China,India,Brasil dan Meksiko. Mengapa tahun 2050? Karena
negara-negara ini tentu saja membutuhkan waktu yang cukup lama, secara
teori, untuk bisa disebut sebagai negara maju yang memimpin
perekonomian dunia.<br />
Sistem perekonomian secara umum bisa dibagi menjadi 4 macam, yaitu :<br />
1. Sistem perekonomian tradisional<br />
Ciri-ciri dari sistem tradisional adalah :<br />
- teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana<br />
- hanya sedikit menggunakan modal<br />
- pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang)<br />
- belum mengenal pembagian kerja<br />
- masih terikat tradisi tanah sebagai tumpuan kegiatan produksinya dan sumber kemakmuran<br />
Sistem tradisional memiliki kelebihan antara lain :<br />
- tidak terdapat persaingan yang tidak sehat<br />
- hubungan antar individu sangat erat<br />
- masyarakat merasa aman karena tidak ada beban erat yang harus dipikul<br />
- tidak individualistis<br />
Sedangkan kelemahannya antara lain :<br />
- teknologi yang digunakan masih sederhana<br />
- produktivitas rendah<br />
- mutu barang yang dihasilkan masih rendah<br />
Namun, sekarang ini sudah tidak ada negara yang menganut sistem
tradisional, karena yang emnjadi masalah adalah produktivitas yang
dihasilkan dari sistem ini yang rendah sehingga tidak dapat mencukupi
kebutuhan masyarakatnya lagi. Sistem ini hanya digunakan oleh suku-suku
yang tinggal di daerah pelosok, seperti suku badui dalam yang masih
menggunakan sistem ini dalam kehidupan sehari-harinya.<br />
2. Sistem perekonomian pasar<br />
Adalah sistem perekonomian dimana seluruh kegiatan ekonominya mulai dari
produksi, distribusi dan konsumsi bergantung kepada mekanisme pasar.
Ciri dari sistem pasar adalah :<br />
- setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal<br />
- setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya untuk
melakukan kegiatan ekonomi yang bertujuan memperoleh laba<br />
- semua kegiatan ekonomi dilaksankan oleh masyarakat (swasta)<br />
- pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar<br />
- persaingan dilakukan secara bebas<br />
- peranan modal sangat vital daln melakukan kegiatan ekonomi<br />
Kelebihan dari sistem ini antara lain :<br />
- menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi<br />
- setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi<br />
- munculnya persaingan untuk maju-<br />
- barang yang dihasilkan bermutu tinggi karena barang yang jelek tidak akan laku dijual di pasar<br />
- efesiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba<br />
Kelemahan dari sistem pasar adalah :<br />
- sulitnya melakukan pemerataan pendapatan<br />
- cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal<br />
- munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat<br />
- sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan sumber daya oleh individu<br />
3. Sistem perekonomian terpusat<br />
Adalah sistem perekonomian dimana peran pemerintah sangat dominan dan
berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Kebijakan perekonomian
diatur sepenuhnya oleh pemerintah. Kelebihan dari sistem ini antara lain
:<br />
- pemerintah lebih mudah mengendalikan masalah ekonomi seperti, inflasi, pengangguran dan sebagainya<br />
- pasar barang dalam negeri berjalan lancar<br />
- pemerintah dapat turut campur dalam pembentukan harga<br />
- relatif mudah melakukan distribusi pendapatan<br />
- jarang terjadi krisis ekonomi<br />
sedangkan kelemahan dari sistem terpusat adalah<br />
- mematikan inisiatif individu untuk maju<br />
- sering terjadi monopoli yang merugukan masyarakat<br />
- masyarakat tidak memukuju kebebasan dalam memilih sumber daya<br />
4.Sistem perekonomian campuran<br />
Adalah sistem perekonomian yang memadukan sistem perekonomian pasar dan
terpusat, dimana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam
memecahkan masalah ekonomi. Ciri dari sistem campuran adalah :<br />
- barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah<br />
- pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan,
menetapkan kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan
swasta<br />
- peran pemerintah dan sektor swasta berimbang<br />
- mengambil kelebihan dan mengurangi kelemahan dari sistem perekonomian
pasar dan terpusat dan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat<br />
Negara-negara maju yang ada umumnya menganut sistem perekonomian pasar
seperti Amerika serikat, Hong kong, Belanda, Portugal dan Spanyol.
Karena sistem pasar merangsang kreativitas masyarakatnya untuk saling
berlomba-lomba memproduksi barang yang tebaik. Namun ada juga negara
maju seperti Perancis yang menganut sistem perekonomian campuran.
Indonesia sendiri bisa dikatakan menganut sistem perekonomian campuran.
Sedangkan negara naju yang menganut sistem perekonomian terpusat
contohnya adalah uni soviet pada jaman perang dingin.<br />
Sistem perekonomian yang dianut oleh negara maju kebanyakan adalah
sistem perkonomian pasar. Sedang kan sistem perekonomian terpusat kuga
sudah terbukti bisa mensejahterakan rakyatnya seperti yang dilakukan
Cina Apakah Indonesia jika ingin menjadi negara maju harus mengubah
sistem perekonomiannya? Saya kira tidak. Sistem perekonomian yang kita
punyai sekarang ini sudah mampu membuat Indonesia bersaing dengan
negara-negara lain. Yang jadi masalah adalah Indonesia harus bisa
menjalankan sistem perekonomian ini bebas dari korupsi, suap dan mafia
hukum yang ada saat ini.<br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://id.wikipedia.org/">http://id.wikipedia.org</a></span><br />
<br />
<div style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<u><i><b><span style="font-size: large;">
</span></b></i></u>
</div>
<div class="posttitle" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<h2>
<u><i><b><span style="font-size: large;">Perbedaan Dunia Remaja Indonesia dan Australia</span></b></i></u></h2>
</div>
‘Apa perbedaan dunia remaja Indonesia dan Australia?’ Saya mendapat
pertanyaan tersebut beberapa waktu yang lalu, dan di artikel ini, saya
berusaha menjawab apa yang saya pikirkan mengenai dunia remaja Indonesia
dan Australia.<br />
Saya berpikir bahwa dunia remaja di Indonesia dan Australia berbeda,
salah satunya karena sistem sekolah di kedua negara tersebut berbeda.
Menurut saya dunia sekolah sangat mempengaruhi dunia remaja karena
remaja berada di sekolah setidaknya setengah hari. Jadi berikut ini saya
akan mencoba meninjau perbedaan yang dipengaruhi oleh perbedaan dunia
sekolah.<br />
<b>Kesempatan Mengungkapkan Pendapat<br />
</b><br />
Sekolah di Australia memiliki kelas dengan ukuran yang lebih kecil
dari Indonesia (paling banyak 30 murid). Ukuran kelas tersebut
memungkinkan murid untuk aktif mengungkapkan pendapat dan berkreasi.
Anak-anak bermasalahpun mendapat <i>education assistant</i> sehingga guru tetap bisa memperhatikan setiap anak di kelas dengan baik.<br />
Sekolah Indonesia rata-rata memiliki antara 30-45 murid di setiap
kelas. Hal ini membuat murid-murid Indonesia mendapat kesempatan
mengungkapkan pendapat yang lebih kecil dibanding dengan murid-murid
Australia. Tidak cukup waktu untuk mendengarkan pendapat setiap murid
karena terlalu banyak murid. Tidak ada <i>education assistant</i>
untuk murid yang bermasalah, jadi mungkin sekali bahwa ada murid yang
merasa tidak diperhatikan karena guru memperhatikan murid yang lain.<br />
<b>Ujian yang Menentukan Naik Kelas atau Tidak<br />
</b><br />
Di Indonesia, ada ujian setiap semester, setiap tahun, dan untuk
kelas-kelas tertentu ada ujian nasional. Hasil ujian ini sangat
menentukan apakah mereka akan naik kelas dan tinggal kelas. Di Australia
ada ujian pula, namun anak-anak akan tetap naik kelas bagaimanapun
hasil ujian mereka. Perbedaan sifat ujian ini mempengaruhi sikap murid
di sekolah.<br />
Di Indonesia, guru-guru tidak bisa mengabaikan ujian sehingga mereka
berusaha mengajarkan apa yang akan diujikan kepada murid. Murid-murid
Indonesia akan lebih serius dan mudah diatur untuk belajar karena kalau
tidak belajar mereka akan gagal ujian. Dan apabila gagal ujian, mereka
tidak naik kelas dan mereka akan malu sendiri. Sanksi sosial tidak naik
kelas menurut saya cukup berat. Murid yang tidak naik kelas akan
kehilangan teman-teman kelasnya (karena teman-temannya naik ke tingkat
yang lebih tinggi sedangkan dia tidak) dan dianggap bodoh oleh
lingkungan sosialnya. Oleh karena itu murid-murid akan benar-benar
berusaha untuk naik kelas.<br />
Di Australia meskipun ada tes, anak-anak tidak belajar pun tidak
menjadi masalah, karena jika gagal mereka tetap naik kelas. Ini membuat
murid-murid Australia lebih santai dan lebih susah diatur.<br />
<b>Kehidupan di Luar Sekolah</b><br />
Pekerjaan Rumah (PR)<br />
Di Indonesia, guru-guru memberikan pekerjaan rumah dan tugas
kelompok. Keadaan ini membuat murid-murid Indonesia menyediakan waktu
1-3 jam setiap harinya untuk membuat PR atau tugas kelompok. Sedangkan
di Australia guru-guru berusaha untuk tidak memberikan PR. Semua
pekerjaan diselesaikan di sekolah, sehingga remaja Australia mempunyai
lebih banyak waktu untuk beristirahat atau bermain.<br />
Kegiatan Ekstrakurikuler<br />
Di sekolah Indonesia, ada banyak kegiatan ekstrakurikuler dimana
murid diwajibkan memilih satu kegiatan. Kegiatan yang didampingi guru
ini biasa dimulai sepulang sekolah dan berlangsung kurang lebih 1.5 jam.
Karena itu, murid-murid yang aktif bisa berada di sekolah dari pukul 7
pagi sampai pukul 4 sore. Mereka tidak punya banyak waktu luang untuk
bermain karena sepulang sekolah mungkin PR sudah menunggu untuk
dikerjakan. Sedangkan di Australia, murid-murid tidak tinggal di sekolah
setelah pelajaran selesai. Mereka harus pulang ke rumah atau mencari
kegiatan sendiri.<br />
Les/ Tutorial<br />
Masih berkaitan dengan ujian yang dianggap sebagai sesuatu yang
sangat penting, murid-murid Indonesia yang merasa kurang mampu memahami
pelajaran pergi belajar tambahan di sore hari di lembaga-lembaga. Ada
pula yang memilih memanggil tutor datang ke rumah.<br />
Kesimpulan yang dapat saya tarik dari keadaan-keadaan di atas adalah
waktu luang murid-murid Indonesia lebih terbatas dibandingkan dengan
murid-murid Australia. Selebih itu, kegiatan mereka sama seperti yang
dilakukan remaja di seluruh dunia. Sebagian suka berolahraga, sebagian
suka menekuni musik, sebagian suka bermain PS sebagian suka membaca buku
dan lain-lain.<br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://uniasmarani.wordpress.com/artikelku/perbedaan-dunia-remaja-indonesia-dan-australia/"> http://uniasmarani.wordpress.com/artikelku/perbedaan-dunia-remaja-indonesia-dan-australia/</a></span></div>
<h2 style="color: white; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><u><i>Perbedaan Pendidikan Indonesia dengan Jerman</i></u></span></h2>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">Sebenarnya banyak sekali perbedaan antara pendidikan di Jerman
dengan Indonesia. Dari sisi sistem saja, pendidikan itu sudah berbeda.
Di Jerman, jenjang pendidikan Pra Perguruan Tinggi itu hanya ada 2
macam, yaitu pendidikan dasar (<i>Grundschule</i>) dan pendidikan lanjutan (<i>Gymnasium</i>, <i>Realschule</i>, atau <i>Berufschule</i>).
Kalau di Indonesia, pendidikan Pra Perguruan Tinggi ada 3 macam, yaitu
SD-SMP-SMA. Dari sisi waktu juga berbeda, di Indonesia memerlukan waktu
12 tahun (normal) sebelum ke jenjang Perguruan Tinggi, sedangkan di
Jerman butuh waktu 13 tahun. Tulisan tentang Sistem Pendidikan Jerman
dapat anda baca di SINI.</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">Yang ingin saya bahas bukan masalah “teknis” pendidikan seperti di atas. Saya tertarik dengan tulisan I Made Wiryana dalam sebuah milis tentang pendidikan di Jerman. Dia menuliskan bahwa konsep pendidikan di Jerman adalah cenderung <u>pemerataan hak mendapatkan pendidikan</u>. Ini berlaku untuk orang asing atau orang Jerman yang tinggal di Jerman. Artinya secara konsep yang diutamakan adalah pemerataan pendidikan daripada pencapaian puncak-puncak hasil pendidikan.</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">Dia memberikan contoh bahwa ketika hasil PISA
rendah, seluruh Jerman panik. Akan tetapi, ketika ada anak-anak Jerman
yang dapat hadiah “the best xxxx dalam lomba sains”, orang menganggap
hal itu biasa saja. Hal ini terbalik dengan Indonesia yang sangat bangga
terhadap prestasi anak bangsa yang mengharumkan nama Indonesia di
dunia.</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">Contoh lain adalah jika karier anda sebagai orang lembaga pendidikan
ingin maju di Jerman, anda harus pindah ke kampus-kampus kecil (di kota
kecil). Beliau menjelaskan bahwa prinsip ini membuat pemerataan kualitas
pendidikan terjadi secara alami. Dan lagi-lagi, ini berbeda dengan
Indonesia. Orang Indonesia cenderung memiliki kebiasaan “pintar kumpul
dengan pintar” dan “kaya kumpul dengan kaya”.</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">
</span>
</div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="http://kebebasan.files.wordpress.com/2007/09/butuh-pendidikan.jpg" title="butuh-pendidikan.jpg"><br /></a></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">
Melihat kondisi di atas, membuat saya tersenyum. Saya yakin kualitas
pendidikan Indonesia bisa meningkat drastis. Syarat utama hanya 2 macam,
pemeratan pendidikan dan penghargaan terhadap prestasi pendidikan.
Itu saja. Bila kedua syarat terpenuhi, saya yakin semakin banyak
anak-anak Indonesia yang berprestasi pada ajang internasional dan <u>semua</u> anak-anak Indonesia bisa masuk ke bangku sekolah</span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-size: x-small;"><a href="http://kebebasan.wordpress.com/?s=Perbedaan+Pendidikan+Jerman+dengan+Indonesia&searchbutton=go%21">http://kebebasan.wordpress.com/?s=Perbedaan+Pendidikan+Jerman+dengan+Indonesia&searchbutton=go! </a></span></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11783794710371957660noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5493576066780004581.post-57426110515547468522012-03-11T00:34:00.003-08:002012-03-11T03:02:48.630-07:00<h2 style="color: white; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: center;">
<u><span style="font-size: x-large;"><i>Perbedaan Pendidikan India dan Indonaesia</i></span></u></h2>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
ini ada perbandingan biaya kuliah di india dengan IndonesiaWawancara Tylla Subijantoro: Saya Tidak Menjelekkan<br />
Bangsa</div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
TYLLA Subijantoro, mahasiswi S-2 ilmu hukum Universitas New Delhi, India, tiba-tiba mencuri perhatian. Pertanyaan Tylla kepada<br />
Presiden Yudhoyono konon membuat SBY marah. “Saat berdialog dengan<br />
masyarakat Indonesia di India, ada warga yang sejak mulai bicara sampai
selesai menjelek-jelekkan negeri kita dan memuji luar negeri. Saya
menyesalkan, ” kata SBY di Tanah Air. <span id="more-337"></span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
ini ada perbandingan biaya kuliah di india dgn indo Wawancara Tylla Subijantoro: Saya Tidak Menjelekkan Bangsa<br />
TYLLA Subijantoro, mahasiswi S-2 ilmu hukum Universitas New Delhi, India,</div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
tiba-tiba mencuri perhatian. Pertanyaan Tylla kepada Presiden
Yudhoyono konon membuat SBY marah. “Saat berdialog dengan masyarakat
Indonesia di India, ada warga yang sejak mulai bicara ampai selesai
menjelek-jelekkan negeri kita dan memuji luar negeri. Saya menyesalkan,
” kata SBY di Tanah Air.</div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
Apa yang ditanyakan Tylla kepada SBY pada pertemuan 23 November lalu itu?<br />
Berikut petikan perbincangan Tylla dengan Basfin<br />
Siregar dari Gatra:</div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
Benarkah Anda menjelek-jelekkan bangsa sendiri? Saya tidak terima
dibilang menjelek-jelekkan bangsa! Yang saya jelek-jelekkan itu
pemerintah. Saya membandingkan kebijakan Pemerintah India dengan SBY.
Saya lihat Pemerintah India memberi subsidi gede banget untuk
pendidikan. Adalah salah pemerintah kalau pendidikan di Indonesia<br />
makin nggak terjangkau! </div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
Berapa uang kuliah Anda di India?<br />
Untuk program S-2 dua tahun, saya cuma bayar US$ 600, sekitar Rp 6 juta.
Itu sudah all-in, sudah admission fee dan tuition fee. Tinggal mikir
biaya hidup. Dan biaya hidup di Delhi sama dengan di Jakarta. Uang US$
600 itu pun karena saya foreigner yang bayar lebih mahal. Soalnya, duit
saya itu dipakai buat subsidi warga India asli. Kalau orang<br />
India yang kuliah, setahun bayarnya cuma 700 rupee, sekitar Rp 40.000.</div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
Bagaimana dibandingkan dengan biaya di Indonesia?<br />
Tahun lalu, saya mendaftar program notariat. Untuk semester pertama saja
habis Rp 50 juta. Anda kaget ketika SBY marah? Sebenarnya SBY marah
bukan karena pertanyaan saya. Melainkan karena waktu<br />
SBY ngasih penjelasan, eh, saya malah bisik-bisik ke teman. Saya bilang,
”Ah, SBY mau ngomong apa, nyatanya anaknya disekolahin ke luar negeri
juga. Berarti dia setuju pendidikan di luar negeri bagus.”</div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
Reaksi SBY bagaimana? SBY sepertinya menganggap saya anak yang kaget.
Baru sekali sekolah di luar negeri, kok, sudah sombong banget. Soalnya,
SBY bilang bahwa dia sudah sembilan kali sekolah di luar negeri, dan
pendidikan di Indonesia nggak jelek. Tapi kenyataannya, di ranking
dunia, pendidikan Indonesia kan nggak masuk?</div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
Ketika dibentak, reaksi Anda sendiri bagaimana? Saya senyum aja,
terus diem nunduk-nunduk, manggut-manggut minta maaf. Terus saya
perhatikan lagi. Tapi saya bisik ke temanitu cuma beberapa detik aja
kok. Sepanjang sebelumnya saya juga memperhatikan penjelasan SBY.</div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
Seperti apa jawaban SBY waktu menjawab pertanyaan Anda?<br />
Ya pokoknya pemerintah sudah bekerja, bahwa pendidikan di Indonesia
tidak jelek. Pendidikan di luar negeri ada yang bagus, tapi ada juga
yang lebih jelek dibanding di Indonesia. Begitu. Terus waktu menjawab
soal buku-buku murah, SBY bilang kalau pemerintah juga sudah<br />
menyiapkan content (materi) untuk buku-buku SD, bagaimana agar bisa
kepake untuk sekian generasi.Teknis begitu. Itu kan nggak nyambung
dengan apa yang saya sampaikan. </div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
Seperti apa subsidi pendidikan di India? Di sini, buku murah luar
biasa, bahkan buku-buku impor karena pemerintah memberi subsidi kertas!
Selain itu pemerintah juga bikin kerja sama dengan penerbit-penerbit
gede kayak Penguin Books agar buku-buku mereka bisa dicetak di India,
jadi bisa dijual lebih murah. Buku-buku kuliah saya, kalau dikonversi ke
rupiah, paling mahal cuma Rp 10.000. Kalau di Indonesia, saya bisa
keluar sampai Rp 2,5 juta untuk beli buku saja. Dan karena subsidi
kertas itu, harga langganan koran juga murah. Saya itu langganan satu
koran, satu majalah berita semacam Gatra, dan satu majalah wanita. Nah,
untuk langganan tiga media itu, sebulannya saya cuma bayar 110 rupee,
atau sekitar Rp 22.000. Selain itu di India, pelajar dapat fasilitas
kartu abonemen yang harganya cuma 50 rupee, atau sekitar Rp 10.000, yang
berlaku selama empat bulan. Dengan kartu pas itu, selama<br />
empat bulan kita bisa gratis naik bis pemerintah jurusan apa aja. Mau
keliling-keliling Delhi juga boleh. Meski bisnya bobrok, tapi nyaman.<br />
Berhentinya juga cuma di halte. Kartu abonemen itu selain untuk
pelajar,juga dikasih untuk pegawai negeri, tentara, orang jompo dan
physically disabled (orang cacat). Itu untuk transportasi. </div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
Tidak takut dianggap melebih-lebihkan India? Lho, justru karena saya
cinta bangsa Indonesia, saya ingin pemerintah belajar kepada India.
Orang Indonesia itu pintar-pintar. Tapi, soalnya, pemerintah tidak bisa
memfasilitasi pendidikan murah. Para insinyur di India mampu bersaing
untuk masuk di Microsoft. Sedangkan di Indonesia hanya beberapa orang
saja yang beruntung. Maka tolonglah pemerintah bikin agar pendidikan itu
affordable. Tapi, pendidikan di Indonesia kan ada juga bagusnya? Kalau
mau jujur, infrastrukturnya lebih bagus. Di kampus sudah ada lift,
whiteboard, pakai OHP. Kalau di sini enggak. Naik dari<br />
lantai I ke lantai IV masih manual, masih pakai kapur tulis, terus nggak<br />
ada AC. Tapi, kalau kualitas content-nya, kita kurang. </div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
Kalau pengajarnya bagaimana?<br />
Kalau di India enaknya, dosen-dosen itu bisa dihubungi kapan saja. Kayak Amartya Sen, peraih nobel, kalau mahasiswanya minta<br />
diskusi private session, masih dilayanin. Nggak susah. Bahkan
presidennya sendiri, Abdul Kalam, dia juga mengajar, dan masih bisa
ditelepon! Saya pernah bareng mahasiswanya makan malam bareng Abdul
Kalam. Saya lihat Abdul Kalam itu dikritik mahasiswanya yang orang
India, ditunjuk-tunjuk gitu, dia nggak marah kok. Masih santai aja.</div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
Setelah pertemuan dengan SBY itu, apakah Anda ditegur, misalnya oleh
orang KBRI? Ah, nggak. Orang KBRI itu asyik-asyik. Yang ribut itu justru
pegawai negeri (dari Indonesia) yang tugas belajar ke India. Mereka
pada marah.Dibilangnya saya itu anak itik yang baru keluar dari
induknya, kaget. Padahal saya kan juga bukan baru pertama kali ke luar<br />
negeri. Sebelumnya saya kan juga sempat ikut summer course atau homestay
gitu. Tapi kan nggak kompatibel kalau membandingkan Indonesia dengan
negara-negara maju. Makanya dibandingin dengan India. </div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: white;">
</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
Yunianto Setiawan<br />
ITC<br />
Dept. Water Resources and Environmental Management<br />
Enschede-Netherland</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11783794710371957660noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5493576066780004581.post-47870488128298526432012-03-11T00:00:00.002-08:002012-03-11T03:03:56.077-07:00<h1 class="entry-title" style="color: white; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: center;">
<u><i>Perbedaan Indonesia dengan Jepang</i></u></h1>
<h1 class="subject" style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-weight: normal; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><i> </i></span></h1>
<h1 class="subject" style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-weight: normal; text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">1. Ketika di kendaraan umum:<br />
Jepang: Orang2 pada baca buku atau tidur.<br />
Indonesia: Orang2 pada ngobrol, ngegosip, ketawa-ketiwi cekikikan, ngelamun, dan tidur.
</span></h1>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<span style="font-size: small;">2. Ketika makan:</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">
Jepang: Sampah sisa makanan disimpan ke dalam saku celana atau
dimasukkan ke dalam tas, kemudian baru dibuang setelah nemu tong sampah.<br />
Indonesia: Dengan wajah tanpa dosa, sampah sisa makanan dibuang gitu aja di kolong bangku/ditinggal di atas meja</span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">3. Ketika dikelas:<br />
Jepang: Yang kosong adalah bangku paling belakang.<br />
Indonesia: Yang kosong adalah bangku paling depan.<br />
</span><span style="font-size: small;"><br />
4. Ketika dosen memberikan kuliah:<br />
Jepang: Semua mahasiswa sunyi senyap mendengarkan dengan serius.<br />
Indonesia: Tengok ke kiri, ada yg ngobrol. Tengok ke kanan, ada yg baca
komik. Tengok ke belakang, pada tidur. Cuman barisan depan aja yg anteng
dengerin, itu pun karena duduk pas di depan dosen</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: white;">
</span></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">5. Ketika diberi tugas oleh dosen:<br />
Jepang: Hari itu juga, siang/malemnya langsung nyerbu perpustakaan atau browsing internet buat cari data.<br /><i>Kalau bisa dikerjakan sekarang kenapa harus nanti? “even a second is Chance for us”</i>
</span><span style="font-size: small;"><br />
Indonesia: Ah nanti ajalah lagian masih minggu depan kok PR nya dikumpulin, kalau kelupaan nanti pinjem temen aja. <i>Kalau bisa dikerjakan nanti, kenapa harus sekarang? “There`s still much time</i>, <i>stay cool”</i></span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: white;">
</span></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">6. Ketika terlambat masuk kelas:<br />
Jepang: “Gomenasai Sensei-sama” Memohon maaf sambil membungkukkan badan
90 derajat (adat jepang untuk membungkuk atau menunjukan rasa malunya)<br />
Indonesia: “Pak ! sorry telat ya pak” Slonong boy & slonong girl masuk gitu aja sambil senyum-senyum sendiri.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: white;">
</span></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">8. Ketika dijalan raya:<br />
Jepang: Mobil sangat jarang (kecuali di kota besar). Padahal jepang kan
negara produsen mobil terbesar di dunia, mobilnya pada ke mana ya?<br />
Indonesia: Jalanan macetnya minta ampun, udah gitu maen serobot2 an</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: white;">
</span></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">9. Ketika jam kantor:<br />
Jepang: Jalanan sepiiiii banget, kayak kota mati.<br />
Indonesia: Ada Oknum pake seragam coklat2 pada keluyuran di mall-mall.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: white;">
</span></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">10. Ketika buang sampah:<br />
Jepang: Sampah dibuang sesuai jenisnya. Sampah organik dibuang di tempat
sampah khusus organik, sampah anorganik dibuang di tempat sampah
anorganik.<br />
Indonesia: Mau organik kek, anorganik kek, bangke binatang kek, semuanya tumplek jadi 1 dalam kantong kresek.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: white;">
</span></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">11. Ketika berangkat kantor:<br />
Jepang: Berangkat naik kereta/bus kota. Mobil cuma dipake saat acara keluarga atau yg bersifat mendesak aja.<br />
Indonesia: Gengsi ah… Masa’ naik angkot?!</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: white;">
</span></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;">12. Ketika berjalan dipagi hari:<br />
Jepang: Orang2 pada jalan super cepat kayak dikejar doggy, karena khawatir telat ke kantor/sekolah.<br />
Indonesia: Nyantai aja lah…! yang lain juga paling belum dateng…”aahh.. 5 menit lagi” ZzzZzzz… (Mimpi Indah)</span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11783794710371957660noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5493576066780004581.post-30829482732928483992012-03-08T07:43:00.000-08:002012-03-11T03:10:16.335-07:00<h1 class="w580 ml_5" style="color: white; font-family: "Courier New",Courier,monospace; font-weight: normal; text-align: center;">
<b><u><i>Perbedaan Indonesia & Malaysi</i></u>a</b></h1>
<ol style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<li><span style="font-size: small;">Kemerdekaan Malaysia
diberi oleh Inggris sedangkan Indonesia lahir dan menjadi bangsa
terbesar di dunia dengan cara yang heroik, mengusir bangsa-bangsa
imperialis terbesar dunia seperti Belanda, Inggris, Jepang. Soekarno,
Bung Hatta, Jenderal Sudirman, Bung Tomo merupakan pahlawan-pahlawan
besar sejarah Indonesia. Malaysia merdeka karena diberi Inggris dan
warga Malaysia tidak antusias untuk kemerdekaannya ketika dijajah oleh
kerajaan Inggris.</span></li>
<span style="font-size: small;">
<br />
</span>
<li><span style="font-size: small;">Pusat budaya Melayu
adalah Sumatra, bukan Malaysia. Melayu awalnya berpusat di Kerajaan
Melayu dan Sriwijaya yang berpusat di Jambi dan Palembang. Dasar
kebudayaan Malaysia cuma Melayu, dan itupun kalah dengan Sumatra.
Lagu-lagu, tarian, dan karya sastra Melayu di Sumatra jauh lebih banyak.
Dan kebudayaan Melayu hanyalah salah satu dari ribuan budaya Indonesia
yang sangat unggul dan kaya. Makanya Malaysia suka mengcopy-paste
kebudayaan lainnya termasuk China, dan India.</span></li>
<span style="font-size: small;">
<br />
</span>
<li><span style="font-size: small;">Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya Vs Malaysia. Lagu kebangsaan Indonesia adalah salah satu
lagu kebangsaan paling heroik di dunia, dan selalu dinyanyikan bangsa
Indonesia dengan penuh rasa kebanggaan dan nasionalisme yang tinggi.
Lagu kebangsaan Malaysia, ternyata cuma hasil jiplakan lagu orang.</span></li>
<span style="font-size: small;">
<br />
</span>
<li><span style="font-size: small;">Ekonomi Indonesia
jauh lebih besar dari Malaysia. Bulan Juni 2009 kemarin Morgan Stanley
menyatakan Indonesia akan menjadi The Next BRIC, Brazil, Rusia, India,
China, dan Indonesia, serta mempunyai potensi menjadi salah satu ekonomi
terkuat di dunia. Indonesia diundang secara khusus di pertemuan
eksklusif negara-negara industrial G-8, dan menjadi anggota dari G-20.
Malaysia belum pernah diundang</span></li>
<span style="font-size: small;">
<br />
</span>
<li><span style="font-size: small;">Ketergantungan
Malaysia Pada Indonesia. Ekonomi Malaysia tergantung dengan Indonesia.
Walaupun TKI cuma kuli kasar, ekonomi Malaysia akan langsung kolaps
kalau tidak ada mereka, jadi.. berterima kasihlah Malaysia kepada para
TKI, bukannya malah di siksa</span></li>
<span style="font-size: small;">
<br />
</span>
<li><span style="font-size: small;">Malaysia, Bosan! (Bukan” Malaysia, Bisa!”).
Mlaysia adalah Negara paling membosankan di dunia. Tidak banyak hal-hal
menarik pernah terjadi di Malaysia. Mungkin berita paling seru di
Malaysia adalah kasus sodomi Anwar Ibrahim. Jadi buat anda, better in
home than you go to bored country a.k.a Malaysia!</span></li>
<span style="font-size: small;">
<br />
</span>
<li><span style="font-size: small;"> Malaysia Super Corridor. Malaysia
pernah membuat jaringan internet canggih Malaysia Multimedia Super
Corridor yang sangat mereka banggakan. Indonesia punya Onno Purbo, dan
Onno Purbo diundang jadi pembicara di CERN, European Organization for
Nuclear Research, dimana merupakan asal kelahiran internet di dunia</span></li>
<span style="font-size: small;">
<br />
</span>
<li><span style="font-size: small;">Dominasi Lagu
Indonesia di Malaysia. Lagu-lagu Indonesia mendominasi Malaysia,
sampai-sampai para penyanyi dan produser lagu Malaysia yang keteteran,
”Persatuan karyawan industri music Malaysia ” (Karyawan), meminta
Kementrian Komunikasi Malaysia segera membatasi pemutaran lagu-lagu
Indonesia. Lagu- lagu Malaysia sendiri benar-benar menyedihkan dan tidak
bermanfaat bagi bangsa mereka sendiri. ” Penyanyi rock terkenal
Malaysia Amy Search mengatakan kepada pers, jika jam 10 malam ke atas
Malaysia sudah seperti Jakarta, karena semua radio menyiarkan lagu-lagu
Indonesia hingga dini hari ”. Lantas kemana para musisi Malaysia?</span></li>
<span style="font-size: small;">
<br />
</span>
<li><span style="font-size: small;">Malaysia Belum bisa Demokrasi. Malaysia
masih Negara otoriter, tokoh seperti Anwar Ibrahim saja dituduh sodomi
secara resmi oleh pemerintahnya sendiri. Dan sebaliknya adalah sebuah
keajaiban besar, bahwa sebuah bangsa yang sebesar dan sekompleks
Indonesia justru sudah mampu membangun sistem demokrasi yang baik. Dan
kita banyak mendapat pujian dari negara lain karena demokrasi di
Indonesia berjalan secara baik dan kondusif.</span></li>
<span style="font-size: small;">
<br />
</span>
<li><span style="font-size: small;">Malaysia Truly Buaya.
Turis Malaysia datang ke Indonesia dan menikmati keindahan alam
Indonesia. Sebaliknya turis Indonesia yang datang ke Malaysia malah
ketipu. (Masak orang Indonesia jalan-jalan ke Malaysia ketemunya reog
sama tari Pendet! Apa kata dunia?) Dan untuk apa kesana Cuma mau lihat
Menara Petronas? Lebih seru ke Singapura atau Dubai sekalian, atau
keliling Indonesia aja mendingan lihat Ancol.</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Itulah </span>Malaysia
sepengetahuan saya sampai saat ini. Saya tidak berniat untuk
menjelekkan atau apa, karena saya membicarakan tentang fakta yang
terjadi sesuai dengan apa yang saya ketahui. So, janganlah terpancing
dengan “permainan” Malaysia. Selalu berwaspada dan junjunglah tinggi
nilai-nilai kita sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh
bangsa lain. Seperti pada saat berjayanya Kerajaan Sriwijaya pada waktu
itu.</span></div>
<h1 class="w580 ml_5" style="color: white; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-weight: normal; text-align: center;">
<span style="font-size: small;">
</span></h1>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11783794710371957660noreply@blogger.com0