Minggu, 11 Maret 2012

"Sebelum membaca harap diperhatikan…
post kali ini tidak ada maksud untuk menghina Indonesia atau segala macam yang berpikiran negatif, tapi hanya memberikan contoh agar kita bisa mendapatkan kesadaran betapa kalahnya kita dengan bangsa lain, dan semoga bangsa ini bisa semakin maju
"

Perbedaan Indonesia Dengan Negara Maju Lain

Perbedaan sistem perekonomian indonesia dengan negara maju
Di dunia, negara-negara bisa terbagi menjadi negara maju, negara berkembang atau negara industri baru. Negara maju adalah sebutan untuk negara yang menikmati standar hidup yang relatif tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara dengan GDP per kapita tinggi dianggap negara berkembang. Namun beberapa negara telah mencapai GDP tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam (seperti Nauru melalui pengambilan fosfor dan Brunei Darussalam melalui pengambilan minyak bumi tanpa mengembangkan industri yang beragam, dan ekonomi berdasarkan-jasa tidak dianggap memiliki status ‘negara maju’. Pengamat dan teoritis melihat alasan yang berbeda mengapa beberapa negara (dan lainnya tidak) menikmati perkembangan ekonomi yang tinggi. Banyak alasan menyatakan perkembangan ekonomi membutuhkan kombinasi perwakilan pemerintah (atau demokrasi), sebuah model ekonomi pasar bebas, dan sedikitnya atau ketiadaan korupsi. Beberapa memandang negara kaya menjadi kaya karena eksploitasi dari negara miskin di masa lalu, melalui imperialisme dan kolonialisme, atau di masa sekarang, melalui proses globalisasi. Contoh-contoh negara yang bisa dikatakan sebagai negara maju antara lain, Amerika Serikat, Hong Kong, Belanda, Portugal, Spanyol dan masih banyak lagi. Sedangkan Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indek perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma global. Istilah ini mulai menyingkirkan Dunia Ketiga, sebuah istilah yang digunakan pada masa Perang Dingin. Perkembangan mencakup perkembangan sebuah infrastruktur modern (baik secara fisik maupun institusional) dan sebuah pergerakan dari sektor bernilai tambah rendah seperti agrikultur dan pengambilan sumber daya alam. Penerapan istilah ‘negara berkembang’ ke seluruh negara yang kurang berkembang dianggap tidak tepat bila kasus negara tersebut adalah sebuah negara miskin, yaitu negara yang tidak mengalami pertumbuhan situasi ekonominya, dan juga telah mengalami periode penurunan ekonomi yang berkelanjutan. Sedangkan Negara Industri baru adalah klasifikasi negara yang mempunyai perekonomian sangat baik namun belum mencapai tahap negara maju. Syarat lain sebuah negara dikatakan negara industri baru adalah berdasarkan hasil ekspornya. Beberapa negara industri baru diperkirakan akan memimpin perekonomian dunia pada tahun 2050 antara lain, China,India,Brasil dan Meksiko. Mengapa tahun 2050? Karena negara-negara ini tentu saja membutuhkan waktu yang cukup lama, secara teori, untuk bisa disebut sebagai negara maju yang memimpin perekonomian dunia.
Sistem perekonomian secara umum bisa dibagi menjadi 4 macam, yaitu :
1. Sistem perekonomian tradisional
Ciri-ciri dari sistem tradisional adalah :
- teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana
- hanya sedikit menggunakan modal
- pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang)
- belum mengenal pembagian kerja
- masih terikat tradisi tanah sebagai tumpuan kegiatan produksinya dan sumber kemakmuran
Sistem tradisional memiliki kelebihan antara lain :
- tidak terdapat persaingan yang tidak sehat
- hubungan antar individu sangat erat
- masyarakat merasa aman karena tidak ada beban erat yang harus dipikul
- tidak individualistis
Sedangkan kelemahannya antara lain :
- teknologi yang digunakan masih sederhana
- produktivitas rendah
- mutu barang yang dihasilkan masih rendah
Namun, sekarang ini sudah tidak ada negara yang menganut sistem tradisional, karena yang emnjadi masalah adalah produktivitas yang dihasilkan dari sistem ini yang rendah sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakatnya lagi. Sistem ini hanya digunakan oleh suku-suku yang tinggal di daerah pelosok, seperti suku badui dalam yang masih menggunakan sistem ini dalam kehidupan sehari-harinya.
2. Sistem perekonomian pasar
Adalah sistem perekonomian dimana seluruh kegiatan ekonominya mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi bergantung kepada mekanisme pasar. Ciri dari sistem pasar adalah :
- setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal
- setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya untuk melakukan kegiatan ekonomi yang bertujuan memperoleh laba
- semua kegiatan ekonomi dilaksankan oleh masyarakat (swasta)
- pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar
- persaingan dilakukan secara bebas
- peranan modal sangat vital daln melakukan kegiatan ekonomi
Kelebihan dari sistem ini antara lain :
- menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi
- setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi
- munculnya persaingan untuk maju-
- barang yang dihasilkan bermutu tinggi karena barang yang jelek tidak akan laku dijual di pasar
- efesiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba
Kelemahan dari sistem pasar adalah :
- sulitnya melakukan pemerataan pendapatan
- cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal
- munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat
- sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan sumber daya oleh individu
3. Sistem perekonomian terpusat
Adalah sistem perekonomian dimana peran pemerintah sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah. Kelebihan dari sistem ini antara lain :
- pemerintah lebih mudah mengendalikan masalah ekonomi seperti, inflasi, pengangguran dan sebagainya
- pasar barang dalam negeri berjalan lancar
- pemerintah dapat turut campur dalam pembentukan harga
- relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
- jarang terjadi krisis ekonomi
sedangkan kelemahan dari sistem terpusat adalah
- mematikan inisiatif individu untuk maju
- sering terjadi monopoli yang merugukan masyarakat
- masyarakat tidak memukuju kebebasan dalam memilih sumber daya
4.Sistem perekonomian campuran
Adalah sistem perekonomian yang memadukan sistem perekonomian pasar dan terpusat, dimana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi. Ciri dari sistem campuran adalah :
- barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah
- pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta
- peran pemerintah dan sektor swasta berimbang
- mengambil kelebihan dan mengurangi kelemahan dari sistem perekonomian pasar dan terpusat dan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
Negara-negara maju yang ada umumnya menganut sistem perekonomian pasar seperti Amerika serikat, Hong kong, Belanda, Portugal dan Spanyol. Karena sistem pasar merangsang kreativitas masyarakatnya untuk saling berlomba-lomba memproduksi barang yang tebaik. Namun ada juga negara maju seperti Perancis yang menganut sistem perekonomian campuran. Indonesia sendiri bisa dikatakan menganut sistem perekonomian campuran. Sedangkan negara naju yang menganut sistem perekonomian terpusat contohnya adalah uni soviet pada jaman perang dingin.
Sistem perekonomian yang dianut oleh negara maju kebanyakan adalah sistem perkonomian pasar. Sedang kan sistem perekonomian terpusat kuga sudah terbukti bisa mensejahterakan rakyatnya seperti yang dilakukan Cina Apakah Indonesia jika ingin menjadi negara maju harus mengubah sistem perekonomiannya? Saya kira tidak. Sistem perekonomian yang kita punyai sekarang ini sudah mampu membuat Indonesia bersaing dengan negara-negara lain. Yang jadi masalah adalah Indonesia harus bisa menjalankan sistem perekonomian ini bebas dari korupsi, suap dan mafia hukum yang ada saat ini.
http://id.wikipedia.org

Perbedaan Dunia Remaja Indonesia dan Australia

‘Apa perbedaan dunia remaja Indonesia dan Australia?’ Saya mendapat pertanyaan tersebut beberapa waktu yang lalu, dan di artikel ini, saya berusaha menjawab apa yang saya pikirkan mengenai dunia remaja Indonesia dan Australia.
Saya berpikir bahwa dunia remaja di Indonesia dan Australia berbeda, salah satunya karena sistem sekolah di kedua negara tersebut berbeda. Menurut saya dunia sekolah sangat mempengaruhi dunia remaja karena remaja berada di sekolah setidaknya setengah hari. Jadi berikut ini saya akan mencoba meninjau perbedaan yang dipengaruhi oleh perbedaan dunia sekolah.
Kesempatan Mengungkapkan Pendapat

Sekolah di Australia memiliki kelas dengan ukuran yang lebih kecil dari Indonesia (paling banyak 30 murid). Ukuran kelas tersebut memungkinkan murid untuk aktif mengungkapkan pendapat dan berkreasi. Anak-anak bermasalahpun mendapat education assistant sehingga guru tetap bisa memperhatikan setiap anak di kelas dengan baik.
Sekolah Indonesia rata-rata memiliki antara 30-45 murid di setiap kelas. Hal ini membuat murid-murid Indonesia mendapat kesempatan mengungkapkan pendapat yang lebih kecil dibanding dengan murid-murid Australia. Tidak cukup waktu untuk mendengarkan pendapat setiap murid karena terlalu banyak murid. Tidak ada education assistant untuk murid yang bermasalah, jadi mungkin sekali bahwa ada murid yang merasa tidak diperhatikan karena guru memperhatikan murid yang lain.
Ujian yang Menentukan Naik Kelas atau Tidak

Di Indonesia, ada ujian setiap semester, setiap tahun, dan untuk kelas-kelas tertentu ada ujian nasional. Hasil ujian ini sangat menentukan apakah mereka akan naik kelas dan tinggal kelas. Di Australia ada ujian pula, namun anak-anak akan tetap naik kelas bagaimanapun hasil ujian mereka. Perbedaan sifat ujian ini mempengaruhi sikap murid di sekolah.
Di Indonesia, guru-guru tidak bisa mengabaikan ujian sehingga mereka berusaha mengajarkan apa yang akan diujikan kepada murid. Murid-murid Indonesia akan lebih serius dan mudah diatur untuk belajar karena kalau tidak belajar mereka akan gagal ujian. Dan apabila gagal ujian, mereka tidak naik kelas dan mereka akan malu sendiri. Sanksi sosial tidak naik kelas menurut saya cukup berat. Murid yang tidak naik kelas akan kehilangan teman-teman kelasnya (karena teman-temannya naik ke tingkat yang lebih tinggi sedangkan dia tidak) dan dianggap bodoh oleh lingkungan sosialnya. Oleh karena itu murid-murid akan benar-benar berusaha untuk naik kelas.
Di Australia meskipun ada tes, anak-anak tidak belajar pun tidak menjadi masalah, karena jika gagal mereka tetap naik kelas. Ini membuat murid-murid Australia lebih santai dan lebih susah diatur.
Kehidupan di Luar Sekolah
Pekerjaan Rumah (PR)
Di Indonesia, guru-guru memberikan pekerjaan rumah dan tugas kelompok. Keadaan ini membuat murid-murid Indonesia menyediakan waktu 1-3 jam setiap harinya untuk membuat PR atau tugas kelompok. Sedangkan di Australia guru-guru berusaha untuk tidak memberikan PR. Semua pekerjaan diselesaikan di sekolah, sehingga remaja Australia mempunyai lebih banyak waktu untuk beristirahat atau bermain.
Kegiatan Ekstrakurikuler
Di sekolah Indonesia, ada banyak kegiatan ekstrakurikuler dimana murid diwajibkan memilih satu kegiatan. Kegiatan yang didampingi guru ini biasa dimulai sepulang sekolah dan berlangsung kurang lebih 1.5 jam. Karena itu, murid-murid yang aktif bisa berada di sekolah dari pukul 7 pagi sampai pukul 4 sore. Mereka tidak punya banyak waktu luang untuk bermain karena sepulang sekolah mungkin PR sudah menunggu untuk dikerjakan. Sedangkan di Australia, murid-murid tidak tinggal di sekolah setelah pelajaran selesai. Mereka harus pulang ke rumah atau mencari kegiatan sendiri.
Les/ Tutorial
Masih berkaitan dengan ujian yang dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting, murid-murid Indonesia yang merasa kurang mampu memahami pelajaran pergi belajar tambahan di sore hari di lembaga-lembaga. Ada pula yang memilih memanggil tutor datang ke rumah.
Kesimpulan yang dapat saya tarik dari keadaan-keadaan di atas adalah waktu luang murid-murid Indonesia lebih terbatas dibandingkan dengan murid-murid Australia. Selebih itu, kegiatan mereka sama seperti yang dilakukan remaja di seluruh dunia. Sebagian suka berolahraga, sebagian suka menekuni musik, sebagian suka bermain PS sebagian suka membaca buku dan lain-lain.
 http://uniasmarani.wordpress.com/artikelku/perbedaan-dunia-remaja-indonesia-dan-australia/

Perbedaan Pendidikan Indonesia dengan Jerman

Sebenarnya banyak sekali perbedaan antara pendidikan di Jerman dengan Indonesia. Dari sisi sistem saja, pendidikan itu sudah berbeda. Di Jerman, jenjang pendidikan Pra Perguruan Tinggi itu hanya ada 2 macam, yaitu pendidikan dasar (Grundschule) dan pendidikan lanjutan (Gymnasium, Realschule, atau Berufschule). Kalau di Indonesia, pendidikan Pra Perguruan Tinggi ada 3 macam, yaitu SD-SMP-SMA. Dari sisi waktu juga berbeda, di Indonesia memerlukan waktu 12 tahun (normal) sebelum ke jenjang Perguruan Tinggi, sedangkan di Jerman butuh waktu 13 tahun. Tulisan tentang Sistem Pendidikan Jerman dapat anda baca di SINI.
Yang ingin saya bahas bukan masalah “teknis” pendidikan seperti di atas. Saya tertarik dengan tulisan I Made Wiryana dalam sebuah milis tentang pendidikan di Jerman. Dia menuliskan bahwa konsep pendidikan di Jerman adalah cenderung pemerataan hak mendapatkan pendidikan. Ini berlaku untuk orang asing atau orang Jerman yang tinggal di Jerman. Artinya secara konsep yang diutamakan adalah pemerataan pendidikan daripada pencapaian puncak-puncak hasil pendidikan.
Dia memberikan contoh bahwa ketika hasil PISA rendah, seluruh Jerman panik. Akan tetapi, ketika ada anak-anak Jerman yang dapat hadiah “the best xxxx dalam lomba sains”, orang menganggap hal itu biasa saja. Hal ini terbalik dengan Indonesia yang sangat bangga terhadap prestasi anak bangsa yang mengharumkan nama Indonesia di dunia.
Contoh lain adalah jika karier anda sebagai orang lembaga pendidikan ingin maju di Jerman, anda harus pindah ke kampus-kampus kecil (di kota kecil). Beliau menjelaskan bahwa prinsip ini membuat pemerataan kualitas pendidikan terjadi secara alami. Dan lagi-lagi, ini berbeda dengan Indonesia. Orang Indonesia cenderung memiliki kebiasaan “pintar kumpul dengan pintar” dan “kaya kumpul dengan kaya”.

Melihat kondisi di atas, membuat saya tersenyum. Saya yakin kualitas pendidikan Indonesia bisa meningkat drastis. Syarat utama hanya 2 macam, pemeratan pendidikan dan penghargaan terhadap prestasi pendidikan. Itu saja. Bila kedua syarat terpenuhi, saya yakin semakin banyak anak-anak Indonesia yang berprestasi pada ajang internasional dan semua anak-anak Indonesia bisa masuk ke bangku sekolah
http://kebebasan.wordpress.com/?s=Perbedaan+Pendidikan+Jerman+dengan+Indonesia&searchbutton=go!

Perbedaan Pendidikan India dan Indonaesia

ini ada perbandingan biaya kuliah di india dengan IndonesiaWawancara Tylla Subijantoro: Saya Tidak Menjelekkan
Bangsa
TYLLA Subijantoro, mahasiswi S-2 ilmu hukum Universitas New Delhi, India, tiba-tiba mencuri perhatian. Pertanyaan Tylla kepada
Presiden Yudhoyono konon membuat SBY marah. “Saat berdialog dengan
masyarakat Indonesia di India, ada warga yang sejak mulai bicara sampai selesai menjelek-jelekkan negeri kita dan memuji luar negeri. Saya menyesalkan, ” kata SBY di Tanah Air.
ini ada perbandingan biaya kuliah di india dgn indo Wawancara Tylla Subijantoro: Saya Tidak Menjelekkan Bangsa
TYLLA Subijantoro, mahasiswi S-2 ilmu hukum Universitas New Delhi, India,
tiba-tiba mencuri perhatian. Pertanyaan Tylla kepada Presiden Yudhoyono konon membuat SBY marah. “Saat berdialog dengan masyarakat Indonesia di India, ada warga yang sejak mulai bicara ampai selesai menjelek-jelekkan negeri kita dan memuji luar negeri. Saya menyesalkan, ” kata SBY di Tanah Air.
Apa yang ditanyakan Tylla kepada SBY pada pertemuan 23 November lalu itu?
Berikut petikan perbincangan Tylla dengan Basfin
Siregar dari Gatra:
Benarkah Anda menjelek-jelekkan bangsa sendiri? Saya tidak terima dibilang menjelek-jelekkan bangsa! Yang saya jelek-jelekkan itu pemerintah. Saya membandingkan kebijakan Pemerintah India dengan SBY. Saya lihat Pemerintah India memberi subsidi gede banget untuk pendidikan. Adalah salah pemerintah kalau pendidikan di Indonesia
makin nggak terjangkau!
Berapa uang kuliah Anda di India?
Untuk program S-2 dua tahun, saya cuma bayar US$ 600, sekitar Rp 6 juta. Itu sudah all-in, sudah admission fee dan tuition fee. Tinggal mikir biaya hidup. Dan biaya hidup di Delhi sama dengan di Jakarta. Uang US$ 600 itu pun karena saya foreigner yang bayar lebih mahal. Soalnya, duit saya itu dipakai buat subsidi warga India asli. Kalau orang
India yang kuliah, setahun bayarnya cuma 700 rupee, sekitar Rp 40.000.
Bagaimana dibandingkan dengan biaya di Indonesia?
Tahun lalu, saya mendaftar program notariat. Untuk semester pertama saja habis Rp 50 juta. Anda kaget ketika SBY marah? Sebenarnya SBY marah bukan karena pertanyaan saya. Melainkan karena waktu
SBY ngasih penjelasan, eh, saya malah bisik-bisik ke teman. Saya bilang, ”Ah, SBY mau ngomong apa, nyatanya anaknya disekolahin ke luar negeri juga. Berarti dia setuju pendidikan di luar negeri bagus.”
Reaksi SBY bagaimana? SBY sepertinya menganggap saya anak yang kaget. Baru sekali sekolah di luar negeri, kok, sudah sombong banget. Soalnya, SBY bilang bahwa dia sudah sembilan kali sekolah di luar negeri, dan pendidikan di Indonesia nggak jelek. Tapi kenyataannya, di ranking dunia, pendidikan Indonesia kan nggak masuk?
Ketika dibentak, reaksi Anda sendiri bagaimana? Saya senyum aja, terus diem nunduk-nunduk, manggut-manggut minta maaf. Terus saya perhatikan lagi. Tapi saya bisik ke temanitu cuma beberapa detik aja kok. Sepanjang sebelumnya saya juga memperhatikan penjelasan SBY.
Seperti apa jawaban SBY waktu menjawab pertanyaan Anda?
Ya pokoknya pemerintah sudah bekerja, bahwa pendidikan di Indonesia tidak jelek. Pendidikan di luar negeri ada yang bagus, tapi ada juga yang lebih jelek dibanding di Indonesia. Begitu. Terus waktu menjawab soal buku-buku murah, SBY bilang kalau pemerintah juga sudah
menyiapkan content (materi) untuk buku-buku SD, bagaimana agar bisa kepake untuk sekian generasi.Teknis begitu. Itu kan nggak nyambung dengan apa yang saya sampaikan.
Seperti apa subsidi pendidikan di India? Di sini, buku murah luar biasa, bahkan buku-buku impor karena pemerintah memberi subsidi kertas! Selain itu pemerintah juga bikin kerja sama dengan penerbit-penerbit gede kayak Penguin Books agar buku-buku mereka bisa dicetak di India, jadi bisa dijual lebih murah. Buku-buku kuliah saya, kalau dikonversi ke rupiah, paling mahal cuma Rp 10.000. Kalau di Indonesia, saya bisa keluar sampai Rp 2,5 juta untuk beli buku saja. Dan karena subsidi kertas itu, harga langganan koran juga murah. Saya itu langganan satu koran, satu majalah berita semacam Gatra, dan satu majalah wanita. Nah, untuk langganan tiga media itu, sebulannya saya cuma bayar 110 rupee, atau sekitar Rp 22.000. Selain itu di India, pelajar dapat fasilitas kartu abonemen yang harganya cuma 50 rupee, atau sekitar Rp 10.000, yang berlaku selama empat bulan. Dengan kartu pas itu, selama
empat bulan kita bisa gratis naik bis pemerintah jurusan apa aja. Mau keliling-keliling Delhi juga boleh. Meski bisnya bobrok, tapi nyaman.
Berhentinya juga cuma di halte. Kartu abonemen itu selain untuk pelajar,juga dikasih untuk pegawai negeri, tentara, orang jompo dan physically disabled (orang cacat). Itu untuk transportasi.
Tidak takut dianggap melebih-lebihkan India? Lho, justru karena saya cinta bangsa Indonesia, saya ingin pemerintah belajar kepada India. Orang Indonesia itu pintar-pintar. Tapi, soalnya, pemerintah tidak bisa memfasilitasi pendidikan murah. Para insinyur di India mampu bersaing untuk masuk di Microsoft. Sedangkan di Indonesia hanya beberapa orang saja yang beruntung. Maka tolonglah pemerintah bikin agar pendidikan itu affordable. Tapi, pendidikan di Indonesia kan ada juga bagusnya? Kalau mau jujur, infrastrukturnya lebih bagus. Di kampus sudah ada lift, whiteboard, pakai OHP. Kalau di sini enggak. Naik dari
lantai I ke lantai IV masih manual, masih pakai kapur tulis, terus nggak
ada AC. Tapi, kalau kualitas content-nya, kita kurang.
Kalau pengajarnya bagaimana?
Kalau di India enaknya, dosen-dosen itu bisa dihubungi kapan saja. Kayak Amartya Sen, peraih nobel, kalau mahasiswanya minta
diskusi private session, masih dilayanin. Nggak susah. Bahkan presidennya sendiri, Abdul Kalam, dia juga mengajar, dan masih bisa ditelepon! Saya pernah bareng mahasiswanya makan malam bareng Abdul Kalam. Saya lihat Abdul Kalam itu dikritik mahasiswanya yang orang India, ditunjuk-tunjuk gitu, dia nggak marah kok. Masih santai aja.
Setelah pertemuan dengan SBY itu, apakah Anda ditegur, misalnya oleh orang KBRI? Ah, nggak. Orang KBRI itu asyik-asyik. Yang ribut itu justru pegawai negeri (dari Indonesia) yang tugas belajar ke India. Mereka pada marah.Dibilangnya saya itu anak itik yang baru keluar dari induknya, kaget. Padahal saya kan juga bukan baru pertama kali ke luar
negeri. Sebelumnya saya kan juga sempat ikut summer course atau homestay gitu. Tapi kan nggak kompatibel kalau membandingkan Indonesia dengan negara-negara maju. Makanya dibandingin dengan India.
Yunianto Setiawan
ITC
Dept. Water Resources and Environmental Management
Enschede-Netherland